ERA INDUSTRI 4.0 : POSISI GURU ADA DIMANA?
Guru Bahasa Inggris SMAN 2 TEMBILAHAN
Kita telah tiba di masa banyak hal bisa dilakukan dengan sentuhan jari. Jarak dan waktu tidak menjadi soal untuk menuntaskan banyak pekerjaan. Barang bisa datang tak lama setelah ujung-ujung jari menyentuh layar yang dipenuhi banyak symbol. Berkas berukuran besar dapat dikirim dari jarak yang sangat jauh dalam hitungan detik. Asalkan sebuah alat digital ada digenggaman, berita terkini bisa Anda peroleh dimanapun tanpa harus pulang ke rumah menyalakan televisi. Itulah diantara cirikhas era industry 4.0.
Pernahkah terpikir bagaimana menjadikan semua itu terjadi? Apakah terjadi dengan sendirinya? Siapakan ada dibalik semua itu? Kita tidak pernah tahu, mungkin tidak mau tahu. Namun, mereka yang ada dibalik semua tidak akan pernah berhenti. Mereka akan terus menciptakan kenyamanan bagi umat manusia. Sebagai mana sifat dasar manusia yang selalu dan terus menerus menginginkan perubahan. Para ilmuan dan penemu tidak akan pernah berhenti menemukan fitur-fitur baru. Penemuan mereka yang telah memberikan kemudahan pastinya dinikmati oleh penduduk di seluruh dunia. Baik produsen maupun konsumen akan bosan hidup tanpa perubahan, mereka tidak pernah jemu dengan penemuan-penemuan baru.
Itulah mengapa perubahan zaman akan terus terjadi. Orang-orang sukses hanya bekerja untuk menciptakan dan menyambut perubahan-perubahan demi mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, profit yang lebih banyak dan lebih cepat. Sehingga itu disebut sebagai sebuah “Revolusi”.
Akan tetapi, tidak semua orang berani menyambut perubahan. Orang-orang yang takut salah akan ketakutan menggunakan peralatan canggih yang baru. Mereka bilang, “takut salah, takut rusak, aku tidak bisa.” Mereka tetap tertatih mengirim berkas melalui posmail atau mengeluarkan biaya lebih besar untuk membayar para ahli untuk membantu pekerjaan mereka padahal bisa mengerjakan sendiri kalau mau belajar.
Semua itu tergantung pada mindset seseorang bagaimana menyambut perubahan demi perubahan dari waktu ke waktu. Apabila saat ini tertinggal maka akan sulit mengikuti perkembangan berikutnya. Karena perubahan akan terus terjadi secara bertahap dan berkelanjutan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun perkembangan dalam berbagai aspek terjadi begitu pesat. Perubahan di berbagai aspek yang telah terjadi akan menjadi keterasingan yang mengerikan bila tidak diikuti secara bertahap. Seseorang akan terkejut bila tidak mengikuti perkembangan selama sepuluh tahun. Tiba-tiba anda mendapati banyak hal telah berubah drastis karena tidak mau menoleh pada perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan. kuti dan pelajari saja. Semua sudah tersedia saat ini dengan sentuhan ujung-ujung jari. Kita punya situs-situs canggih untuk belajar bahkan tanpa bantuan orang lain.
Perubahan yang terjadi saat ini adalah untuk mempermudah pekerjaan. Sungguh. Itu bukan sesuatu yang menakutkan. Bayangkan nyamannya mengajar dengan menggunakan android atau iphone dengan projector wireless. Guru hanya membawa handphone atau laptop, projector dan mini-speaker sebesar telapak tangan di dalam tas sandang tanpa kabel, dan semuanya itu terkoneksi dengan bluetooth. Tidak perlu membawa speaker besar dan kabel-kabel panjang yang merepotkan. Ujung-ujung jari dapat mengatur tampilan gambar, wacana, video, bersama koneksi internet standby. Guru bisa menampilkan wajah dunia di dalam kelas. Blog atau website pribadi bisa menjadi link untuk merekomendasikan materi pelajaran yang harus dipelajari. Desain-desain media pembelajaran menarik dapat dibuat dengan alat-alat dan aplikasi teknologi saat ini yang sudah teramat canggih.
Posisi kita saat ini berada dimana di Era Industri 4.0? Bagaimana jika peserta didik memutuskan untuk maju lebih dulu menikmati kecanggihan teknologi saat ini. Bisakan mereka menggunakannya agar bermanfaat. Akankah peran kita sebagai guru tergantikan oleh mesin tanpa kendali. Jadi Guru harus bagaimana?
Menurut Tyas Kusuma, Kompasiana, Guru di Era Revolusi Industri 4.0 harus kreatif dalam mengembangkan inovasi model dan media pembelajaran dengan teknologi digital, karena peserta didik cernderung memiliki ketertarikan terhadap sesuatu yang up to date. Adanya kreatifitas tergantung pada gagasan yang inovatif dalam penggunaan teknologi. Jadi guru harus memiliki gagasan-gagasan yang inovatif untuk memunculkan kreatifitas dalam pembelajaran agar semakin menarik.
Sejalan dengan hal tersebut, guru bertugas menyiapkan peserta didik untuk mengikuti perubahan zaman, maka guru pun harus lebih dulu meningkatkan kompetensinya dengan menjadi guru pembelajar. Menurut Tuti Widiastuti, Kompasiana, guru pembelajar adalah guru ideal yang terus meng- upgrade dirinya kapanpun dan dimanapun. Bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah, generasi pembelajar akan muncul dari guru pembelajar. Guru sebagai sumber ilmu harus menjalani long-life learning (pembelajaran seumur hidup), sehingga dapat selalu menjadi tempat bertanya dan belajar.
Maka…. Posisi kita sebagai Guru harus berada di garis terdepan menghadapi apapun perubahan yang terjadi. Jangan sampai, generasi revolusi industry 4.0 diajar oleh generasi revolusi indurstri 3.0. Selain, itu guru yang hidup di era revolusi 4.0 menjadi rugi jika tidak berani menikmati kemudahan yang disajikan di era ini.